Sarapan Nikmat di Hotel

Monday, July 31, 2023

 

Pixabay/Frank Rocheteau


Saat memesan kamar hotel, biasanya ada pilihan pemesanan kamar dengan sarapan atau tanpa sarapan. Memesan layanan sarapan ini bermanfaat karena kita tinggal pergi saja ke restoran hotel untuk bersantap. Kita tidak perlu repot-repot keluar hotel untuk membeli makanan sarapan. Menu yang disediakan pun lumayan beragam sehingga kita bisa leluasa memilih makanan sesuai selera. Ada hal-hal yang bisa jadi pertimbangan saat sarapan di hotel agar Anda bisa makan dengan  nyaman dan lahap.

 

Perhatikan Makanan yang Disajikan. Silakan berkeliling dulu untuk melihat-lihat makanan yang disajikan. Di setiap makanan yang disajikan terdapat kartu atau label berisi keterangan nama makanan yang disajikan. Hal ini tentu akan memudahkan kita untuk mengetahuinya. Jika nama makanan yang tertera masih asing, Anda bisa menanyakan lebih lanjut kepada staf hotel.

 

Ambil Makanan Secukupnya. Setelah berkeliling, Anda bisa menentukan makanan-makanan apa saja yang ingin disantap. Jika ingin menyantap banyak jenis makanan, lebih baik ambil dalam porsi kecil atau secukupnya saja. Bisa saja setelah sarapan Anda hendak menikmati kuliner di daerah tempat Anda menginap atau harus menghadiri acara makan-makan bersama saudara atau teman. Kalau perut terlalu kenyang saat sarapan, maka Anda tidak bisa menikmati acara makan selanjutnya.

Saat masa-masa libur panjang, kamar-kamar hotel biasanya penuh. Maka saat waktu sarapan tiba pun banyak pengunjungnya. Tidak jarang makanan banyak yang habis, sehingga tamu lain banyak yang tidak kebagian makanan. Jadi, ambil makanan secukupnya sebagai bentuk toleransi dengan tamu lain.

 

Coba Cicipi Makanan Baru. Jika ada makanan-makanan yang masih asing atau belum pernah Anda coba, inilah saatnya untuk mencobanya. Apalagi banyak hotel yang menyediakan makanan khas lokal setempat. Ambil juga dalam porsi kecil dulu, siapa tahu rasanya tidak cocok dengan selera. Jika sudah telanjur mengambil banyak dan Anda tidak menyukainya, makanan tersebut akan menjadi mubazir. Namun, jika Anda menyukainya, maka tentu lebih mudah untuk mengambil lagi.

 

Pilih Makanan yang Langsung Dibuat Saat Itu Juga. Contoh makanan yang langsung dibuat saat dipesan misalnya telur dadar atau nasi goreng. Telur dadar atau nasi goreng yang dimasak langsung akan menimbulkan aroma yang harum sehingga pasti membangkitkan selera. Tetapi kalau terlihat cukup banyak orang yang memesan, mungkin niat ini harus ditahan atau dibatalkan dulu, dan lebih baik beralih untuk menikmati makanan lain.

 

Jangan Lupa untuk Mengonsumsi Buah. Hotel juga menyediakan menu buah segar untuk sarapan. Mungkin banyak orang yang tidak terbiasa untuk menyantap buah saat sarapan. Namun, menyantap buah saat sarapan ini akan terasa menyegarkan dan menambah energi. Cocok sekali jika aktivitas yang akan dijalani selama seharian cukup padat. Jadi, jangan lewatkan buah saat sarapan di hotel, ya.

 


Bukan Cuma Daun Pisang, Ada 10 Jenis Daun Lain yang Bisa Digunakan untuk Membungkus Makanan

Friday, July 28, 2023

Pixabay/Bishnu Sarangi



Memanfaatkan daun untuk keperluan membungkus makanan cukup lazim dilakukan. Di Indonesia, daun yang mungkin paling banyak digunakan untuk membungkus makanan adalah daun pisang. Banyak sekali makanan yang menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya, di antaranya adalah lontong, lemper, kue pisang, dan pepes.

Selain daun pisang, sejumah daun ini juga banyak dimanfaatkan orang untuk keperluan membungkus makanan.


Daun Bambu

 

Pixabay/Vasudevan Kumar

Bacang, makanan berbahan dasar beras atau ketan dengan isian daging ayam atau sapi, menggunakan daun bambu sebagai pembungkusnya. Bila menggunakan daun bambu segar untuk bacang, maka daun itu harus direbus dulu supaya lentur dan mudah dilipat. Daun bambu juga digunakan dalam pembuatan gula aren sebagai pembungkusnya.

 

Daun Kelapa

 

Pixabay/Hartono Subagio

Daun kelapa memiliki bentuk yang panjang dan cukup lentur. Daun kelapa yang digunakan untuk pembungkus disebut dengan janur. Makanya, daun ini sering dijadikan pembungkus ketupat. Janur ini terlebih dahulu dianyam sedemikian rupa dan kemudian beras dimasukkan ke dalamnya. Makanan lain yang dibungkus dengan janur adalah lepet, makanan yang terbuat dari ketan dan dicampur dengan kacang tolo.

 

Daun Jambu Air

 

Pixabay/Mohamed Nuzrat

Tape khas ketan khas daerah Kuningan, Jawa Barat biasa menggunakan daun jambu air sebagai pembungkusnya. Warna tape ketannya pun juga cantik berkat pengaruh daun jambu air ini.

 


Daun Pepaya

Pixabay/Hartono Subagio


Masyarakat di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah mengenal masakan buntil. Ini adalah makanan yang terdiri dari kelapa parut yang dicampur dengan bumbu dan ikan teri. Adonan kelapa parut ini lalu dibungkus dengan daun pepaya. Daun pepaya yang pahit menambah rasa yang unik pada buntil ini.

 

 

Daun Talas

 

Pixabay/Dimitris Veksikas

Masyarakat Magelang menggunakan daun talas untuk membuat buntil. Daun talas yang digunakan adalah daun yang masih muda.  Setelah semua isi buntil dibungkus daun talas, maka buntil tersebut akan dimasak sampai matang. Hasilnya, daun talasnya akan menajdi terasa lembut saat disantap.

 

Daun Jati

  

Pixabay/Bishnu Sarangi

Daun jati cukup tebal sehingga tidak mudah sobek untuk digunakan membungkus makanan. Makanan yang dibungkus daun jati juga memiliki aroma yang khas dan kehangatannya tetap terjaga.

Tahu nasi jamblang? Ini adalah makanan khas dari Cirebon yang terdiri dari nasi dan beragam lauk. Nasinya sendiri dibungkus dengan daun jati.

 

Daun Anggur

 

Pixabay/Pixcode

Negara Yunani memiliki makanan khas bernama dolmades. Dolmades berisi nasi, daging, dan rempah-rempah. Sebagai pembungkusnya, digunakan daun anggur. Daun anggur yang besar dan lebar ini juga mudah dilipat, namun tidak mudah sobek.

 

Daun Teratai

 


Lo mai gai adalah salah satu jenis dimsum yang berbahan dasar utama ketan, lap cheong (sosis khas Tionghoa), dan sayuran lain. Makanan ini juga dibungkus dengan daun yaitu daun teratai dan kemudian dikukus sampai matang. Daun teratai juga menambahkan rasa yang khas dan lezat pada makanan ini.


Daun Pandan

Pixabay/Bishnu Sarangi


Daun pandan sering digunakan untuk menambah aroma makanan. Misalnya saja untuk makanan seperti kolak atau nasi gurih. Namun, di Thailand, daun pandan digunakan untuk membuat makanan khas yaitu ayam pandan. Ayam yang sudah diberi bumbu, lalu dibungkus dengan daun pandan, dan kemudian digoreng. Daun pandan membuat daging ayam terasa lembut.

 

Daun Perilla

 

Pixabay/Ohmorimutsuhiro

Orang Korea punya kebiasaan menyantap daging dan sayuran yang dibungkus daun perilla. Daun ini memliki aroma yang harum, namun rasanya sedikit pahit. 

(Dari Berbagai Sumber)

 

 

Menikmati Makanan Nostalgia dan Favorit di Solo

Monday, July 24, 2023

 



Awal Juli 2023 lalu, saya melakukan perjalanan ke Solo. Tujuan utamanya adalah untuk berkunjung lagi ke kampus Universitas Sebelas Maret alias UNS tempat saya menimba ilmu sebelumnya. Selain melihat kondisi kampus saat ini, saya juga ingin kembali mencicipi makanan-makanan khas Solo dan makanan favorit yang biasa dibeli di sekitar kampus.

Kota Solo saat ini sudah banyak berubah dibandingkan saat saya menetap di sana bertahun-tahun yang lalu. Banyak perubahan pada tata kota dan sistem transportasinya. Begitu pula dengan kondisi kampus dan wilayah sekitarnya yang banyak memiliki kos.

Nah, di sini saya akan mengulas beberapa rumah makan dan makanannya yang saya nikmati selama berada di Solo.


Restoran Kusuma Sari

Restoran Kusuma Sari adalah salah satu restoran legendaris di kota Solo. Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 70-an lalu. Menu-menunya lengkap mulai dari hidangan pembuka sampai penutup.

Sesampainya di Solo pada siang hari, saya langsung menuju restoran ini. Suasananya cukup ramai, padahal hari biasa dan bukan akhir pekan atau hari libur.




Saya memesan menu sirloin hot plate, huzarensla, kroket mayones, dan jus stroberi. Sirloin hot plate berupa daging crispy ini disajikan dengan potongan kentang yang cukup besar dan sayuran buncis dan wortel yang cukup royal. Rasanya masih sama seperti dulu, tetap lezat dan membangkitkan nostalgia.




Lain lagi dengan menu kroketnya. Kroket ini berukuran cukup besar dan disajikan dengan mayones. Kroketnya cukup padat dengan tekstur empuk. Rasanya sedikit manis. Jika suka, bisa dicocol bersama saus sambal untuk mengimbangi rasa manis ini atau disantap dengan cabai rawit yang disertakan bersama kroket. Makan satu buah saja sudah cukup mengenyangkan.




Menu berikutnya adalah huzarensla. Ini adalah salad yang terdiri dari wortel, kol, selada, kentang, tomat, kacang polong, bawang bombai, irisan daging, dan telur rebus. Semuanya disiram dengan saus dan taburan keju. Menu yang menyegarkan dan juga lezat dengan rasa yang sedikit manis.

Selain menu-menu di atas, Kusuma Sari yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No.111 ini juga menyediakan menu lain seperti nasi goreng, sup matahari, selat, chicken cordon bleu, dan sebagainya. Sebenarnya saya juga ingin memesan es krim banana split yang dulu biasanya saya sering pesan. Tetapi perut sudah terlalu kenyang, jadi niat ini dibatalkan.

 

Warung Mbak Yam

Di malam harinya, saya berkunjung ke Warung Mbak Yam. Warung ini cukup dekat dengan kos saya dulu. Di sini menyediakan aneka lauk goreng seperti ayam, tahu, babat, usus, hati, dan paru sapi. Lauk-lauk ini disajikan dengan sambal dan pilihan lalapan atau terancam. Terancam adalah sayuran mentah seperti mentimun, kacang, panjang, dan kol yang dicampur dengan parutan kelapa. Ini adalah hidangan urap dengan versi sayuran mentah.




Saya memilih lauk paru sapi, tahu, dan terancam. Paru sapi dan tahu yang gurih berpadu dengan terancam yang terasa segar. Apalagi ditambah dengan sambal yang menambah mantap rasanya. Saya menyantapnya secara lesehan sambil menikmati suasana malam di Solo. Warung ini berada di Jalan Semarang-Surakarta No.20, Jebres, di seberang Rumah Sakit Hermina Solo.

 

Rumah Makan Pojok Bu Marsih

Saat sedang menjelajahi UNS, saya menyempatkan diri untuk makan siang di warung sekitar kampus, yaitu Rumah Makan Pojok Bu Marsih. Rumah makan yang berada di Jalan Tejo 1, Jebres ini sudah ada sejak tahun 1990. Posisinya persis di pojokan jalan. Waktu zaman saya kuliah, kami biasa menyebutnya Warung Bu Marsih.




Menurut saya, rasa makanan di warung ini lezat dan menu-menunya sering berganti sehingga pembeli tidak bosan. Menunya terdiri dari aneka masakan rumahan seperti tumisan sayuran, ayam goreng, ikan goreng, tempe, tahu, dan sebagainya. Saya memesan nasi, oseng daun pepaya, hati ayam kecap, dan sosis solo. Oseng daun pepayanya sedap dan tidak pahit. Hati ayamnya empuk dan cukup manis. Sosis solo disantap setelah makan, isiannya padat dan rasanya pas.

 

Nasi Liwet Mbok Mami Jongke

Kalau ke Solo, jangan lupa untuk menyantap nasi liwet. Nasi liwet ini seperti nasi uduk atau nasi liwet sunda yang dimasak bersama santan. Bedanya, nasi liwet solo disajikan dengan suwiran ayam, sayur labu siam, dan areh atau santan kental. Kita juga bisa menambah lauk lain seperti ayam goreng, telur pindang, atau ati rempela.




Banyak penjual nasi liwet terkenal di Solo. Namun, karena malam itu saya sudah terlalu capek untuk keluar, akhirnya saya memesan nasi liwet lewat Gofood. Saya memesan nasi liwet Mbok Mami Jongke yang ada di daerah Jalan Dr Rajiman No 591, Laweyan. Saya memesan nasi liwet dengan tambahan telur pindang. Sayangnya, nasi liwet ini tidak diberi sambal. Kalau ada sambalnya, rasanya pasti tambah enak untuk mengimbangi semua rasa yang gurih bersantan ini.


Bakso Remaja Kartopuran

Di suatu siang dalam kunjungan saya ke Solo ini, pilihan saya adalah menyantap bakso. Menurut saya, banyak bakso di Solo yang memiliki rasa ringan dan gurih, sehingga tidak bikin enek.

Pilihan saya adalah mengunjungi Bakso Remaja Kartopuran. Lokasinya berada di Jalan Kartopuran Nomor 8, Jayengan. Selama bertahun-tahun saya di Solo, saya malah belum pernah mengunjungi warung ini. Baru sekarang ada kesempatan mengunjunginya. Saya datang ke sana pas jam makan siang, tak heran jika pengunjungnya cukup banyak. Untungnya saya masih bisa mendapat tempat.




Saya memesan seporsi bakso yang memiliki isi yang cukup komplit. Bakso ini terdiri dari bakso biasa, bakso isi telur puyuh, tahu, irisan daging, pangsit, mi, dan sawi. Sawinya disajikan dalam mangkuk terpisah, sehingga kita bisa menambahkan ke dalam mangkuk bakso sesuai selera.

Saat hidangan tiba, saya mencicipi kuahnya terlebih dulu. Benar saja, rasa kuah bakso ini terasa gurih, ringan, dan menyegarkan. Cocok disantap di siang hari yang terik. Saya menambahkan sedikit saja kecap dan sambal supaya rasanya tidak terlalu berubah. Baksonya terasa kenyal, sedangkan bakso berisi telur puyuh juga terasa pas dan tidak terlalu enek. Seporsi bakso ini cukup mengenyangkan. Jika belum kenyang bisa tambah lagi atau dibarengi dengan menyantap aneka gorengan yang tersedia di atas meja. Ada pula kerupuk dan keripik usus untuk disantap bersama bakso.

Sebenarnya ada beberapa makanan lain yang saya nikmati di Solo ini. Namun karena terlalu asyik menikmati suasana, saya tidak sempat memotr et makanan-makanannya. Di lain waktu kalau berkunjung ke sini lagi, saya mungkin akan menikmati makanan khas lain seperti sate buntel, selat solo, timlo, dan sebagainya.

  

 

 

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS